28 JANUARI 2017 : " SELAMAT ATAS PENDEWASAAN GKJB PEP.BANSEL MENJADI GKJ BANSEL " GKJ BANSEL: 2016

Translate

Minggu, 16 Oktober 2016

Renungan Berita Gereja

Kejadian 33:22-31, Mazmur 121, 2 Timotius 3:14-4:5, Lukas 18:1-8
TIDAK AKAN MENGULUR WAKTU PERTOLONGANNYA
Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya
yang siang malam berseru kepada-Nya?
Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?"
 (Lukas 18 : 7 )


Tuhan tidak pernah tidur, demikianlah kata-kata yang dihidupi orang Jawa. Artinya tentu bukan sekedar untuk memahami tubuh Tuhan yang tidur. Apalagi ketika pernah menemui kisah Yesus yang kecapaian, lalu tertidur. Istilah ini tentu tidak akan sesuai dengan istilah Tuhan tidak pernah tidur. Oleh karenanya harus dilihat dengan cara yang berbeda. Kondisi ini bisa diartikan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umatNya, malah akan selalu melingkupi kehidupan seluruh manusia. Lalu bagaimana artinya kalau menemui ada sesama yang sakit dan tidak sembuh-sembuh, apa yang menjadi penyembuh dalam keprihatinannya?
Hal inilah yang membutuhkan jawaban agar membuat yakin bahwa Tuhan pasti akan membela umatNya. Yang jelas, jawaban dari Tuhan pasti tidak sama dengan apa yang diminta. Tetapi ketika diperhatikan sungguh-sungguh, sekalipun tidak sama, jawaban Tuhan bisa menjadi lebih besar dari yang diminta.

Pekerjaan yang besar itu adalah: karena dalam jawabNya Tuhan berkenan melibatkan manusia dalam karyaNya. Jadi besarnya karya bukan sekedar karena Tuhan bekerja sendiri, tetapi karena berkenan memakai seluruh hal dalam kehidupan kita. Kurang besar bagaimana, karena Tuhan tidak sekedar mengartikan sempurna hanya seperti karyaNya yang menciptakan segala hal. Hal ini bisa dilihat ketika Tuhan menjadikan hakim yang kejam bisa memutuskan hal yang baik. Hakim yang menjadi gambaran orang jahat, tetapi karyanya tetap dipakai oleh Tuhan. Oleh karenanya supaya manusia dapat mengerti semua ini, manusia tidak boleh berhenti berdoa dalam hidupnya. Karena di dalam doa manusia akan diarahkan melihat kemurahan Tuhan Allah. |*TRW.

UNTUK KALANGAN SENDIRI                      

Minggu ke-42, 16 OKTOBER 2016

Minggu, 09 Oktober 2016

Renungan Berita Gereja





2 Raja-raja 5:1-3,7-15c, Mazmur 111, 2Timotius 2:8-15, Lukas 17:11-19
ORANG YANG MAMPU MEMULIAKAN TUHAN
Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"
 (Lukas 17:17-18)
Sekalipun mukjizat kali ini besar bagi hidupnya, tetapi karena menganggap Yesus adalah orang Israel biasa, akhirnya mereka semua tidak bisa melihat bahwa ada pekerjaan Tuhan yang harus dimuliakan. Mereka melihat bahwa ini pekerjaan Yesus dari Nazaret saja.
Berbeda sekali dengan orang Samaria yang merasa terkejut dan merasa bahwa dirinya tidak pantas, ternyata diberi kesempatan untuk mengalami kesembuhan dari penyakitnya. Hal ini yang membuat orang Samaria ini tidak hanya melihat mukjizat secara fisik saja, tetapi juga oleh karena melihat kemurahan Tuhan melalui perkenanNya memberikan mukjizat pada orang asing. Ini mata yang dibutuhkan oleh siapapun, supaya bisa melihat yang berbeda tidak seperti biasanya. Tuhan yang berkenan menerima kita, manusia yang lebih tidak pantas, tetapi tetap diberi kesempatan untuk menerima mukjizatNya.

Manusia perlu memiliki kemampuan untuk melihat karya yang besar ini. Sering dalam hidup berjemaat, kita lebih senang menjadi orang asing, karena melihat bahwa jemaat disekitar hanya orang-orang yang tidak lebih baik dari diri kita. Tetapi lihatlah kenyataannya bahwa Tuhan tetap berkenan hadir dalam hidup kita. Hal ini mengingatkan, bahwa siapapun boleh menjadi dekat bersama dengan Tuhan, termasuk kita. Oleh karenanya marilah kita menghadap pada Tuhan untuk memuliakan Dia dalam tindakan hidup kita sehari-hari. |*TRW.

UNTUK KALANGAN SENDIRI                      
Minggu ke-41, 09 OKTOBER 2016

Minggu, 25 September 2016

Renungan Berita Gereja

I Timotius 6: 6-19; Mazmur 146; Lukas 16: 1-3

KAYA # CINTA UANG
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.
Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman
dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka
(I Tim 6: 10)

Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Demikian pula cinta, juga tidak baik ketika berlebihan. Bicara tentang mencintai berlebihan, mengapa justru menjadikan prosesnya tidak baik? Karena akan mengekang kebebasan seseorang, baik itu yang mencinta maupun yang dicinta. Selain itu, orang justru tunduk pada perasaannya tanpa adanya pengendalian sehingga fokus hidupnya hanyalah untuk cinta. Hal ini tidak hanya berlaku dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Ketika orang terlalu mencintai uang, maka fokus hidupnya tertuju pada uang, bukan pada Tuhan lagi. Bahkan, cinta yang berlebihan terhadap uang juga membuat seseorang dikuasai pekerjaan ataupun juga obsesinya untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Padahal, uang hanyalah alat yang mendukung kehidupan dan bukan tujuan utama dari kehidupan itu sendiri. Dengan kata lain, uang bisa membuat orang bertahan hidup karena memang hidup perlu uang. Namun, bukan berarti tujuan hidup untuk uang. Bukan berarti pula orang Kristen tidak boleh kaya. Kaya itu boleh, namun jangan sampai mencintai uang secara berlebihan. Uang bisa dijadikan alat demi kesejahteraan bersama, misal membantu kaum miskin, terlantar, atau juga program pembangunan jemaat dan masyarakat. [yon]

UNTUK KALANGAN SENDIRI                 Minggu ke-39, 25 SEPTEMBER  2016

Minggu, 18 September 2016

Paduan Suara Bansel

Pada kebaktian Minggu Tanggal 18 September 2016 Paduan Suara Bansel mengisi pujian.



Pembekalan PWG dan Penatalayanan

Setelah Kebaktian Minggu 18 September 2018 diselenggarakan pembekalan PWG dan Penatalayanan Oleh Majelis GKJ Bandung



Sesi I : Oleh Ibu Asriwiyanti D



Sesi II : Oleh Bp H Dwiyuda

Kebaktian Minggu 18 September 2016


Pemberkatan Anak SM


Khotbah : Sdr Nugroho Wisnu Tri Sasongko



PS Bansel


Dibalik layar

SAPA MENTARI

SAPA MENTARI 🌄
Minggu, 18 September 2016
Pdt Firdaus T K

🌞 NEXT GENERATION 🌞
Bacaan Leksionari:
(Sabtu, 17 September 2016)
Yesaya 5:8-23  Markus 12:41-44

"Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi."
(Kejadian 9:1)

Film Star Trek yg dirilis tahun 1966, sebagai sebuah film seri televisi...
Masih selalu teringat akan Mr. Spock (dengan rambut poni dan kuping njepiping_nya), Kapten Kirk (dulu nyebutnya Kapten _Kirik alias "anak anjing" dlm bahasa Jawa... hehehe...), Doktor McCoy (Kami dl nyebutnya (Doktor Mèko, alias "kotor/dekil".... ah... dhasar lidah Jawa.... hehehe....)
Mengawaki pesawat antar galaksi "USS Enterprise"....
Beberapa sequel film ini kemudian muncul baik di layar seri TV maupun layar lebar.... (dan disaingi oleh seri "Star War"...)
Sampai kemudian muncul "Star Trek: The Next Generation", tahun 1987.... sebagai sebuah requel yg mengisahkan generasi berikutnya, 100 tahun sesudah masa Kapten Kirk dan teman2nya....

Mengikuti serial Star Trek (original) sampe The Next Generation  seperti mengikuti Kisah Kejadian dalam Alkitab....
Bagaimana penciptaan manusia pertama seakan harus berakhir dan diciptakan ulang melalui Kisah Nuh dan Air Bah.
Menyimak narasi penciptaan dalam Kejadian 1:28,
("Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.") dengan Kejadian 9:1 yg menjadi nas bacaan di atas, seakan menyiratkan pergantian atau lebih tepat pembaharuan generasi disamping pembaharuan janji....
Generasi berganti.... janji Allah diperbaharui...
Ada harapan.... generasi yg mengganti ini lebih baik dari sebelunya....

Tiga hari ini sekitar 70 anak pemuda dan remaja GKJ Bandung Retreat.....
Ada tantangan yg dipaparkan....
Ada komitmen dinyatakan...sebagaimana BacaanTema yg mereka angkat dari Mazmur 145:4
"Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu."

Merekalah The Next Generation itu....
Tanpa mengecilkan arti para sesepuh yg meletakkan dasar kebersamaan di Gereja Tuhan ini, patut direnungkan... Anak2 Muda ini bukan pemilik _masa depan_.... namun merekalah pemilik masa kini

THE NEXT GENERATION WAS BORN...
Kita yg menjadi generasi sebelumnya, relakah memberi ruang seluas2nya bagi anak2 muda ini utk menata masa depan kehidupan ini, termasuk di gereja ....?
Mulai dari sekarang.... bukan nanti-nanti....

Sugeng enjang.....
Utk kita yg tua2 ini... selamat minggir...
Utk yg muda2... selamat berkiprah dan berkarya...
Gusti mberkahi.

🙏

Renungan Berita Gereja

I Timotius 2: 1-7; Mazmur 113; Lukas 16: 1-13
BERDOALAH
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan
(I Tim 2: 1-2).
Hidup damai dapat terjadi ketika keaadaan negara memang damai. Kedamaian itu tergantung dengan kebijaksanaan para pemimpin untuk menata keadaan negara itu. Dengan kebijaksanaan para pemimpin yang dalam masyarakat akan menurut terhadap tatanan yang dibangun dalam hidup bermasyarakat itu. Oleh karena itu yang selalu dinantikan adalah pemimpin yang tidak menjadi tirani, tetapi mengayomi seluruh warga masyarakat.
Tetapi bagaimana caranya untuk bisa menemui pemimpin yang benar-benar bijaksana? Surat Rasul Paulus kepada Timotius mengingatkan tentang doa bagi pemimpin. Pemimpin harus selalu didoakan sehingga dapat menempatkan hidupnya dalam kehendak Tuhan Allah. Di dalam doa sertakan permohonan semoga Tuhan berkenan menggerakkan hati para pemimpin pada kebaikan Tuhan Allah. Di sisi yang berbeda, doa tidak hanya dengan diam dalam ruang tertutup, tetapi juga dalam tindakan yang memperlihatkan tindakan warga yang mendorong pemimpin supaya hidup dalam kebaikan. Dalam hal ini artinya pemimpin baik itu tidak bisa lahir sendiri. Melalui sikap hidup msayarakat yang mengupayakan kebaikan pemimpin tentu akan tertarik untuk melakukan kebaikan.

Oleh karena itu memang benar, bahwa memimpin itu bukan hanya menjadi pekerjaannya mereka yang didepan. Tetapi menjadi sikap hidup bersama. Adapun doa bukan hanya menjadi alat tuduh agar pemimpin berlaku baik atau menjadi sarana agar pemimpin berbuat baik saja, tetapi sebagai karya yang mengemudikan masyarakat yang mendoakan. TRW

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Minggu ke-38, 18 SEPTEMBER  2016

Minggu, 11 September 2016

Renungan Berita Gereja

GAYUNG BERSAMBUT
Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba,
dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?
( Lukas 15: 4 )
Jemaat : Pak Pendeta, mengapa Anda tidak berusaha menarik si A kembali ke gereja?
Pendeta : Saya sudah berusaha semampu saya, termasuk mengajaknya diskusi tentang permasalahan yang ia hadapi. Jika ia bersikukuh untuk pindah gereja atau bahkan pindah keyakinan, apakah saya akan memaksanya untuk tetap bertahan di sini?
Jemaat : Lho…bukankah jika ada domba yang hilang, maka Anda harus mencarinya?
Pendeta : Jika domba yang saya cari malah meronta-ronta ketika hendak saya gendong atau malah mengajak bermain petak umpet supaya tidak ketemu saya, apa yang harus saya lakukan menurut Anda?

Perlu kita perhatikan konteks masalah atau pengajaran yang disampaikan oleh Yesus melalui perumpaan domba yang hilang dan dirham yang hilang. Domba atau dirham yang hilang adalah penggambaran orang yang tersesat atau berdosa. Orang-orang ini senantiasa dicari oleh Tuhan dan akhirnya bergabung kembali dalam keluarga Allah. Dua hal penting yang tidak bisa dipisahkan, yang justru seringkali dilupakan oleh banyak orang, ialah ketulusan/ketekunan dari para “pencari” dalam menjadi alat Tuhan dan kerelaan hati orang-orang yang “tersesat” tersebut untuk “pulang”. Apakah kita akan memaksa orang untuk pulang kepada Tuhan? Apakah kita ketika tersesat akan mengeraskan hati terhadap panggilan Tuhan? [yon]

UNTUK KALANGAN SENDIRI                 Minggu ke-37, 11 SEPTEMBER  2016

SAPA MENTARI

🌄 SAPA MENTARI 🌄
Minggu, 11 September 2016
Pdt Firdaus T K,,M.Si
🌞 PENGAMPUNAN 🌞
Bacaan Leksionari:
Keluaran 32:7-14 
1 Timotius 1:12-17 
Lukas 15:1-10  o
Mazmur 51:1-10

"Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya."
(Keluaran 32:14)

Tuhan aja bisa menyesali rancanganNya kok...
Dengan penuh kesedihan, Dia membatalkan rencana penghukumanNya....
Tuhan yg katanya "tidak berkompromi dengan dosa"....
Tapi Ia mau "berkompromi dengan manusia berdosa"....
Ia memberi pengampunan....
TUHAN menyesal ... נחם (baca: nâcham)....
"Berbalik pikiran...."

Bahkan demi satu orang saja yg Dia kasihi, Dia rela membatalkan rancangan 'kejahatan/keburukan" yg hendak Ia timpakan pada manusia....

Namun ternyata kita sering "nggak terima" dengan "kebaikan Tuhan" utk orang lain....
Kita merasa hanya diri kita yg pantas menerima pengampunanNya....
Hingga ketika Tuhan juga menerima kembali "saudara kita yg berdosa dan bertobat", seakan kita nggak rela.....
Kita malah "tidak mau membalikkan pikiran" kita terhadap orang lain....
Kita telanjur menetapkan "standard kesalehan" tertentu, dan memandang "orang lain harus seperti kita"....
Dan kalo "tdk seperti kita, maka ia salah... dan tidak layak..."

Woalaaaaah.....
Betapa naifnya kita....
Lupa, andaikan "standard kesalehan Allah" kita terapkan pada diri kita, nggak ada satupun dari kita yg "lolos sensor"...
Lha kok berani2nya membuat standard kesalehan dan dikenakan pada orang lain....

Pengampunan ....
Tatkala Allah "berbalik pikiran" dan menerima keberdosaan yg kita sesali....
Dan itu yg mendatangkan sukacita di hati Tuhan...
Dan mestinya juga di hati kita....
"Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."
(Lukas 15:7)

Selamat hidup dalam pengampunan Allah....
Selamat Hari Minggu....
Gusti mberkahi.
Sugeng enjang.
🙏

Senin, 05 September 2016

SAPA MENTARI SENJA

🌄 SAPA MENTARI SENJA 🌄
Senin, 5 September 2016
Pdt. Firdaus T K

🌞 TAATILAH PEMIMPINMU 🌞
Bacaan Leksionari:
2Tawarikh 12:1-12  
Ibrani  13:7-21

"Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu."
(Ibrani 13:17)

Tidak ada pemimpin yg dilahirkan.... pemimpin ada krn dibentuk....
Terlebih pemimpin spiritual....
Spt kata guruku, 
"Le, dadi pendhita kuwi gampang, sing angel kuwi dadi pendhita dadi"
(Nak, menjadi pendeta itu mudah, yg susah itu menjadi "pendeta jadi"...)

Dan, jujur, kadang aku gamang.... mampukah aku menjadi "pendhita dadi" itu....???
15 tahun sudah sejak tahbisan itu.... 
Jalan berbatu maupun berbunga indah telah kutempuh....
Namun terkadang, jalan itu terlampau jauh....
Kadang terasa lelah.... tak jarang gundah....
Namun kusadari, tiada jalan pergumulan tanpa kegelisahan....
Namun satu hal yg mengherankanku, selalu ada sukacita di Jalan Salib ini....
Asalkan aku berusaha menjaga komitmen ini....
Asalkan aku berusaha jujur terhadap diri sendiri...
Dan selalu kukatakan padaNya, "Ini aku, Tuhan.... Engkau tahu merah hitam hidupku.... Utuslah aku... kalau Engkau masih mau...."

Mungkin bacaan ini lebih tepat utk jemaat,
"Taatilah pemimpin2mu, dan tunduklah kepada mereka..."
Ya kalo padha mau....
Kalo udah padha ngerasa pinter dan tahu semua....?
Ngapain nurut org lain...? Sekalipun itu pemimpinnya...
Lagian, coba bayangkan kalo pendetanya nglayanin nggak sepenuh hati atau malah ngambeg.... siapa yg rugi sendiri....
Ealaaaah.... jemaaat..... jemaaaaaat....
Kok "Indonesia bangeeet...."
Sukanya milih2 pemimpin.... giliran dikasih pemimpin nggak diturutin malah dicaci maki....
Kok "Israel bangeeeet...."
Minta raja... giliran dikasih, yaaaah.... kayak gitu deeeh...

Dan .... kadang emang itu yg membuat "tidak gembira"
(Tanya semua pendeta deh.... kalau mau jujur....)

Namun aku sudah sampai pada kesadaran ini,
"Sumber gembiraku adalah Tuhan.... bukan manusia...."
Lagian.... Kalaulah mrk tdk taat dan tunduk pada "otoritas surgawi" ini, itu bukan lagi urusanku....
Urusanku adalah "Menjaga jiwa mereka".... itu yg harus kupertanggungjawabkan... di hadapan Tuhan.... sesuai janji tahbisanku....
"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri."
(1 Petrus 5:2)

Sugeng sonten...
Selamat taat pada pemimpinmu...,
Gusti mberkahi.
🙏

Senin, 22 Agustus 2016

Sapa Mentari

🌄 SAPA MENTARI SENJA 🌄
Pdt Firdaus T K, MSi
Senin, 22 Agustus 2016

🌝 NATA WATU LUWIH GAMPANG TINIMBANG NATA MANUNGSA 🌝
(Menata Batu lebih mudah ketimbang menata manusia)

Bacaan Leksionari:
Yeremia 23:30-40
1 Yohanes 4:1-6

"Apabila bangsa ini — baik nabi ataupun imam — bertanya kepadamu: Apakah Sabda yang dibebankan oleh TUHAN?, maka jawablah mereka: Kamulah beban itu! Sebab itu kamu akan Kubuang dari hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN."
(Yeremia 23:33)

Jaman dulu.... waktu televisi masih belum ada warnanya.... waktu hanya ada TVRI (saya bacanya TURI....)...
Ketika siaran terputus.... selalu ada tulisan:
"Maaf, kesalahan pada stasiun televisi Anda"
Yaaa.... Stasiunnya yg sedang error.... TVRI.nya....

Nggak kebayang kalo tulisannya jadi:
"Maaf, kesalahan pada televisi Anda"
Atau....
"Maaf, kesalahan pada mata Anda"
😝😝😝😝

Yaaaa..... pengumuman TVRI itu mau menegaskan :
"Kesalalahan dari sononya...."
Bukan di sininya....

Lha ini sekarang repotnya kayak di jaman Nabi Yeremia....
Kalau kesalahan ada di sininya.....
Bukan dari *SONO*nya....
Bukan dari _TUHAN_nya....
Tapi di *sini*nya....
Di umatnya....
Dan bukan hanya di umatnya....
Juga di nabi dan imamnya....
Cilakaaaaaaa......
Aku juga ......
😩😩😩

Kesalahan bukan pada *perintah/Sabda*nya...
Tapi pada penerima dan pelaku sabdanya....
Sudah gitu ... merata lagiii.....
Dari kalangan atas sampe bawah....
"Kabeh dha edan....."..... "Semua sudah pada gila..."
Dipikirnya, beban itu terletak pada Firman dan perintahNya....
Lha wong _beban_nya terletak pada yg mau melakukan atau nggak kok....
Lha kok malah nyalahin TUHAN....
Udah gitu, nggak mau ditata lagiii....
Seenaknya sendiri.....
Bener kata guruku dulu deeeeh....
"Oalaaaaah, leee.... leeee..... nata watu isih luwih gampang tinimbang nata kowe koweeee.....
("Oalah.... naaaak.... naaaak.... menata batu masih lebih mudah daripada menata kalian semua....")

Mana yg sesat dan mana yg nggak sesat....
Susah mbedakannya....
Nabi palsu dan nabi sejati....
Bukan pada kata2 nubuat yg diucapkan.... tapi pada penggenapannya.....
Umat palsu dan umat sejati....
Bukan pada kesalehan yg nampak mata..
Tapi pada hati yg mau terbuka menyambut Sabda...

Maka, benarlah  1 Yohanes 4:5-6 ...
"Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka."
"Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan."

Sugen sonten ....
Selamat mau ditata Tuhan....
Gusti mberkahi.
🙏

Minggu, 21 Agustus 2016

Khotbah Minggu


Khotbah Minggu GKJ Bandung Pepanthan Bansel
“Pujilah Tuhan , hai Jiwaku, nyatakanlah panggilanMu”
Mazmur 103:1-8 dan Yesaya 56:6-12
Sdr Riston Agustinus Purede

Pendahuluan

Disalah satu kota di Amerika diadakan sebuah penelitian yang menarik. Responden yang dipilih adalah dua pom bensin yang ramai dan terletak diwilayah kota. Bagi orang Amerika, menuliskan kritik dan saran serta memasukkannya dalam kotak saran adalah kebiasaan yang sudah melekat dalam kehidupan mereka. Pom bensin yang pertama dikondisikan untuk memusatkan perhatian mereka pada pujian dari konsumen, hal-hal yang konsumen sukai dari

Jumat, 19 Agustus 2016

Sapa Mentari

🌄 SAPA MENTARI 🌄
Pdt.Firdaus T K, MSi
Jumat, 19 Agustus 2016

Bacaan Leksionari :
1 Samuel 5:1-12
Ibrani 10:32-39

🌞 Commonwealth 🌞
(Persemakmuran)

"Ketika orang-orang Asdod bangun pagi-pagi pada keesokan harinya, tampaklah Dagon terjatuh u  dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN"
(I Samuel 5:3)

Persemakmuran (Commonwealth) merupakan suatu persatuan secara sukarela yang melibatkan negara-negara berdaulat yang didirikan atau pernah dijajah oleh pihak Britania Raya (Inggris). 
Di tengah pro kontra terhadap bentuk hubungan kenegaraan ini, sejarah memperlihatkan bagaimana kekuatan kerjasama negara-negara yang tergabung di dalamnya... dan bagaimana peran Inggris sebagai Induk dan pengayom negara-negara bekas jajahannya itu ...
Lha Bung Karno mau "ngganyang Malaysia....." di tahun 1961, nyatanya ribuan pasukan Special Air Sevice (SAS) Inggris dan Australia diterjunkan.... bahkan (kemungkinan) membuat Bung Karno terjungkal dari tahtanya ....(Baru diakui Australia tahun 1996) .... dan Soeharto yang memerintah kemudian, memilih "damai" .... "pisss daaaah, madam ....
Pantes Presiden kita yang mulia kemarin tidak berani membuat gerakan "Ganyang Malaysia", sekalipun rakyat Indonesia meradang atas tingkah Malingnesia waktu itu...
Terguling sebelum waktunya ntar ....
🤔😜
Halaaah... malah sok ahli sejarah dan politik .....
🤔😜
Tapi gini ....
Saya mencoba membayangkan perseteruan antara Israel vs Filistin... dan YHWH vs Dagon dalam 1 Samuel 5:1-12 lalu membandingkan dengan "Gerakan Dwikora" Bung Karno untuk ngganyang Malaysia waktu itu ....
Bukan Indonesia lawan Malaysia jadinya .... Tapi Indonesia melawan Inggris yaa....?
Bukannya Bung Karno melawan Tunku Abdul Rahman, PM Malaysia waktu itu ....
Tapi Bung Karno melawan Ratu Elisabeth II .....
Pantesan Indonesia tak berkutik di hadapan Malaysia ....
Pantesan Filistin keok di di depan pasukan kecil bangsa Israel ....
Lha di atasnya ada "Perang tingkat Dewa" ..... huuuuf....
Dagon vs YHWH ...

Makanya ..... mending "bersemakmuran" dengan TUHAN aaaah .... 
Walau keliatannya kecil .... "seng ada lawan ...."

Bener juga ungkapan Pemazmur .....
TUHAN di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?
TUHAN di pihakku, menolong aku; aku akan memandang rendah mereka yang membenci aku.
Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada manusia.
Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada para bangsawan.
(Mazmur 118:6-9)

"Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya."
(Ibrani 10:35)

Sugeng Enjang.....
Selamat menjalin "persemakmuran" dengan Tuhan....
Gusti mberkahi....
🙏🙏🙏

Kamis, 18 Agustus 2016

Sapa Mentari

🌄 SAPA MENTARI🌄
Pdt Firdaus T K, MSi
Kamis, 18 Agustus 2016

Bacaan Leksionari:
Yosua 7:1, 10-26  
Ibrani 10:26-31

"Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan."
Ibrani 10:30b)

Pabila kau dibenci dan menjadi sakit hati....
Pabila kau disakiti dan ingin membalas....
Pabila engkau membalas, dan krn itu engkau puas...

Berhati-hatilah...
Engkau telah merampas hak Tuhanmu....

Pabila engkau menuntut sesamamu melebihi yg ia mampu...
Pabila kau berharap lebih kepada dia ....
Pabila kau menetapkan batas kebebasan sesamamu...

Ingatlah....
Kaupun akan dituntut oleh Yang Empunya dia....

Ingatlah...
Keadilan manusia tidaklah sempurna....
Penilaian manusia terbatas adanya....

Dan selalu ingat SabdaNya....
Jangan kamu menghakimi....
supaya kamu tidak dihakimi.
Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, ...
kamu akan dihakimi
dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, ...
akan diukurkan kepadamu....
(Matius 7:2)

Sugeng siang ...
Gusti mberkahi.
🙏

Rabu, 17 Agustus 2016

Sapa Mentari

🌄 SAPA MENTARI 🌄
Rabu, 17 Agustus 2016

🌝 ISTANA GEMPAR 🌝
(sedikit refleksi kebangsaan di hari kemerdekaan bangsaku yg ke 71... jilid II)

Bacaan Leksionari:
Yeremia 25:30-38  
Lukas 19:45-48

"Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
(Lukas 19:46)

Baru saja terdengar berita, seorang menteri (inisial "AT") yg baru 20 hari dilantik, ditanggalkan ....
Bukan krn korupsi siiih....
Malahan mungkin menteri ini diharapkan akan turut dalam pemberantasan korupsi di kementeriannya "yang basah"
Tapi ya fatal juga siiih..... double kewarganegaraan.....
Lha... anak SD aja tahu kalo itu tdk diperbolehkan di negara ini....
Tapi... konon dulu2 juga ada yg gituuu.... kok lolos....?
(inisial "BJH" & "PS" .... tau sendiri laaaaah....)
Kebayang gégér bin hebohnya di istana....
Lha kok ya Mr. Presiden kecolongan (lagi.....) ???
Tahun lalu kecolongan téken SK DP kendaraan dinas pejabat.... sekarang kecolongan téken SK menteri....
Fatal....

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA


DIRGAHAYU KE-71 REPUBLIK INDONESIA




Selasa, 16 Agustus 2016

Sapa Mentari

 SAPA MENTARI 🌄
Selasa, 16 Agustus 2016

SADAR TATANAN
(Sedikit refleksi kebangsaan menyongsong HUT RI ke-71)
Bacaan Leksionari:
2 Tawarikh 34:22-33  
Ibrani 11:17-28

"Ia menyuruh semua orang yang berada di Yerusalem dan Benyamin ikut serta dalam perjanjian itu. Dan penduduk Yerusalem berbuat menurut perjanjian Allah, yakni Allah nenek moyang mereka."
(2 Tawarikh 34:32)

Orang Jepang sangat menghormati dan mengenang masa lalu, seperti menaruh benda kebanggaan atau memorabilia atau tulisan besar kata bijak atau penyemangat di dinding di salah satu ruangan atau sudut rumah agar mereka selalu ingat kesalahan atau prinsip dan tujuan hidup mereka..... Jadi kegiatan dan hidup mereka lebih terarah ke satu tujuan.

Demikian pula orang Israel modern. Mereka sangat menjunjung tinggi sejarah bangsa mereka, bahkan menempatkan sejarah bangsanya dalam kerangka sejarah suci. Orang Israel modern juga sangat taat peraturan dan menjalankan disiplin yg sangat ketat.
Seorang guide di sana, waktu itu menyampaikan, "Pak pendeta, kami ini negara kecil yg dikelilingi negara2 besar yg siap menyerang kami kapanpun. Kalau kami tdk menjaga disiplin, habislah kami"

Yosia masih sangat muda (8 thn), pada waktu ia menjadi Raja Israel. Selama 31 tahun ia memerintah.... jadi tdk berlaku baginya "life begin at 40"  krn ia tdk sampe umur segitu...
Namun ia tercatat sebagai "reformator" , yg memulihkan keadaan keterpurukan bangsanya...
Dan itu dimulai dari tatanan hukum yg ia yakini dari Tuhan sendiri.... Taurat.

Prof. Dr. H.M. Bambang Banu Siswoyo, MM, dalam "To Reflect and To Act" mengingatkan nilai2 yg membedakan negara2 maju dengan negara2 yg belum maju spt Indonesia....
1. Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari
2. Kejujuran dan integritas
3. Bertanggung jawab
4. Hormat pada aturan & hukum masyarakat
5. Hormat pada hak orang/warga lain
6. Cinta pada pekerjaan
7. Berusaha keras untuk menabung & investasi
8. Mau bekerja keras
9. Tepat waktu
..... dan sayangnya.... itu semua sangat minim ada pada org Indonesia....
😢😢😢

Kita belum cukup sadar tatanan kayaknya...
"murang tata", kata simbah2....
Bahkan tatanan alam yg berasal dari tatanan tertinggi.... Tatanan Allah...

By the way.... anyway.... busway.... Subway.... Way way... Ngono wae....
Apapun keadaanmu bangsaku....
Aku tetap mencintaimu....
Dirgahayu negeriku....
Jayalah bangsaku....

Sugeng enjang....
Selamat menata hidup di tengah bangsa....
Gusti mberkahi.
🙏🙏🙏

Senin, 15 Agustus 2016

Sapa Mentari

🌄 SAPA MENTARI 🌄
Pdt Firdaus T K,MSi

Senin, 15 Agustus 2016

🌝 QUO VADIS 🌝
(Edisi khusus HUT ke-90 GKJ Bandung)
Bacaan Leksionari:
2 Tawarikh 33:1-17  
Ibrani 11:1-7

"Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia."
(Ibrani 11:6)

Hari ini GKJ Bandung memperingati ulang tahun yg ke 90...
Mengingat jauhnya perjalanan ....
Mengenang segala perjuangan ....
Sebuah perziarahan iman ....
Sebuah pengembaraan ....
Dilakoni bersama2 dalam sebuah perarakan ....
Bak perjalanan umat dari tanah pembuangan menuju tanah perjanjian ....
Untuk mencari hadirat Tuhan ....

Kadang duka mendera ....
Tak jarang suka menyapa ...
Namun selalu menyisakan tanya ....
"Quo vadis....." .... hendak kemana....?

Tentu hendak .... berpaling kepada Allah, ...
προσέρχομαι (baca: proserchomai)....
Sebuah kata tanpa makna ....
Sebuah proses.... sebuah perjalanan ....
Sebuah kesempatan.....

Sebagaimana Raja Manasye mendapat kesempatan utk kembali datang ke hadirat Tuhan....

"Dalam keadaan yang terdesak ini, ia berusaha melunakkan hati TUHAN, Allahnya; ia sangat merendahkan diri di hadapan Allah nenek moyangnya,  dan berdoa kepada-Nya. Maka TUHAN mengabulkan doanya, dan mendengarkan permohonannya. Ia membawanya kembali ke Yerusalem dan memulihkan kedudukannya sebagai raja. Dan Manasye mengakui, bahwa TUHAN itu Allah."
(2 Tawarikh 33:12-13)

Maka, tatkala tanya itu kembali menyeruak...
"Quo vadis..... ....
Jawablah dengan penuh keyakinan ....
"Aku mau berpaling kepada Allah...."
"Aku mau mencari hadirat-Nya ...."

Mungkin bukan jalan yg mudah....
Namun percayalah...
"Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
(Lukas 8:48)

Selamat ulang tahun, GKJ Bandung...
Juga utk semua Dulur Mentari ....
Selamat menapaki perziarahan menuju hadirat Tuhan...
Sugeng enjang sedherek sadaya....
Gusti mberkahi.
🙏🙏🙏

Minggu, 14 Agustus 2016

Renungan Berita Gereja : KONTRADIKTIF

KONTRADIKTIF
”Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi?
Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan”
(Lukas 12:51)
Kaya ngenteni thukuling jamur ing mangsa ketiga”. Itulah salah satu pengajaran Jawa yang menggunakan istilah yang kontradiktif. Jamur hanya tumbuh di tempat lembab ketika musim penghujan datang. Pengajaran ini sebenarnya hanya kiasan tentang cita-cita yang sulit bahkan mustahil terwujud jika tidak disertai dengan kesungguhan dalam mengupayakan. Karena pada jaman sekarang orang bisa membuat tempat lembab sebagai media bertumbuhnya jamur yang dipelihara.
Apa yang difirmankan oleh Yesus dalam nas kita adalah sesuatu yang kontradiktif. Pada satu sisi para pengikut Yesus diterima sebagai Mesias yang datang membawa kedamaian, tetapi IA menyatakan diri bahwa kedatangan-Nya membawa pertentangan. Sebenarnya juga hanya sebuah kata kiasan tentang bagaimana sulitnya mengikut jalan Yesus Kristus. Apa yang diajarkan dan diteladankan sangat berlawanan dengan apa yang diajarkan oleh dunia. Seperti ajaran dan teladan Yesus pada perikop-perikop sebelumnya. Dunia mengajarkan supaya manusia takut kepada sesuatu yang nampak dan bisa membunuh, tetapi Yesus mengajarkan agar pengikut-Nya  takut kepada yang tidak kelihatan dan mempunyai kuasa mematikan (Markus 12:4-5). Dunia mengajarkan bahwa harta benda itu menentukan kehidupan, tetapi Yesus mengajarkan bahwa Tuhanlah pemilik dan pemberi kehidupan (Markus 12:19-20).
Mengikuti jalan Yesus Kristus adalah sulit, lebih mudah memperkirakan tentang musim panas atau pun penghujan yang akan datang (Markus 12:54-56). Tetapi bisa diwujudkan dengan rendah hati, mengakui keterbatsan manusiawi dan hanya Tuhan yang memiliki kuasa tidak terbatas. [rpn]

BG Minggu ke-33, 14 AGUSTUS  2016

Sabtu, 13 Agustus 2016

Sapa Rembulan

🌄 SAPA REMBULAN 🌄

Pdt. Firdaus T.K , MSi

Sabtu, 13 Agustus 2016

 🌝 SUPREMASI MAMMON 🌝

Bacaan Leksionari :
Kejadian 11:27-32 
Matius 6:19-24

"...Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
(Matius 6:24)

Ketika diperhadapkan pada dua pilihan, kadang dilema muncul....
Apalagi jika pilihannya dipandang sama beratnya.....
Atau dalam wilayah "abu-abu"....
Bukan hal mudah utk memutuskan pilih yg mana....

Namun kalau pilihan itu sesungguhnya cukup jelas...
Hitam - putih...
Mestinya cukup mudah khan untuk memilih.....?
Apalagi kalo pilihan _"hitam-putih"_nya itu yg satu jelas2 baik.... dan yg satunya jelas2 buruk....
Mestinya milih yg "baik" khaaaan.....?

Lha gitu kok ya masih diingetin terus ....
"...Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan...."
Lha wong jelas.... namanya "Tuan" itu yg punya supremasi....
κύριος (baca: kurios).... "tuan" .... itu khan dari kata κυρος (baca: kuros).... yg punya supremasi.... yg pegang otoritas.....
Sementara ... μαμμωνας (baca: mammōnas)....  personifikasi "Dewa Babilonia" untuk sebentuk "kekayaan, ketamakan, kekikiran, kesombongan...."
Kalo itu yg diagul-agulke... diagung2kan.... ya sudah.... jangan harap Tuhan yg akan pegang supremasi hidup kita...
Jangan berharap Tuhan yg menjadi "tuan" atas hidup kita....

Andalkanlah kekayaan kita....
Andalkanlah ketamakan dan kekikiran kita....
Andalkanlah kesombongan kita...
Sambutlah "supremasi mammon" di hidup kita...
Dan ucapkan "selamat tinggal" kepada DIA yg setia menjaga dan memelihara hidup kita....

Selamat memilih....
Sugeng ndalu....
Gusti mberkahi...

🙏🙏🙏


(Kembali teriring maaf, kepada Mentari pagi yg tiada sempat tersapa.... dan kepada sahabat yg setia menanti Sapa Mentari pagi)

Komisi Wanita


Kegiatan Pendidikan Komisi Wanita GKJ Bandung Pepanthan Bansel 
pada hari Jumat , tanggal 12 Agustus 2016
bersama ibu Maryani Charis


Peneguhan Penatua dan Diaken GKJ Bandung

Pada Hari Minggu,  7 Agustus 2016 , kebaktian II pukul 09.00 WIB, telah dilaksanakan Peneguhan Penatua dan Diaken yang baru periode 2016-2019 di GKJ Bandung, Peneguhan Peneguhan Penatua dan Diaken yang baru ini menggantikan Penatua dan Diaken yang sudah lereh pada bulan Agustus tahun 2016



          
        Foto bersama  Penatua dan Diaken yang baru dan yang sudah lereh


Selamat Melayani untuk Penatua dan Diaken yang baru dan selamat juga untuk yang sudah lereh pelayanan bapak/ibu /saudara/i masih tetap dibutuhkan.
Tuhan Yesus Memberkati.

Sapa Mentari

🌄 SAPA MENTARI SENJA 🌄
 Pdt Firdaus T K, Msi
 Jumat, 12 Agustus 2016
 קוּם מקום "qûm mâqôm"

 Bacaan Leksionari: Pengkhotbah 6:1-6 Kisah Para Rasul 7:1-8 

 "Biarpun ia hidup dua kali seribu tahun, kalau ia tidak menikmati kesenangan: bukankah segala sesuatu menuju satu tempat?" (Pengkhotbah 6:6) Apakah yg ingin kita capai dlm hidup yg fana di dunia ini....? Apakah puncak pencapaian hidup yg sudah kita raih....? Puaskah kita dengan itu semua....? Aaaah.... ngomong puas maaah, nggak akan ada habisnya... Lha wong menungsa kok.... menus-menus ngongso (Makhluk2 serakah....) ... bukankah segala sesuatu menuju satu tempat?" Makanlah sepuas2.... seenak2nya.... toh berakhir di jamban.... Plus, salah2 dapat bonus.... penyakitan... Bekerjalah sekeras2nya.... Hiduplah sepuas2nya..... Toh berhenti di pemakaman.... מקום .... segala sesuatu menuju satu tempat?" "tempat" .... מקום(baca: mâqôm).... "makam" Itu dari kata קוּם (baca : qûm)... "bangun.... bangkit...." broooow.... Aaaaahaaaaaa..... Makam.... bangkit..... Makam.... atau bangkit....? Itu rupanya sebuah pilihan terminal tujuan kita.... Hidup janganlah berhenti di pemakaman semata.... Hidup mesti menelisik lebih dalam dari itu.... bangkit.... Sebagaimana "Haran" bukan tempat tujuan bagi Abraham.... Namun _Kanaan_lah yg menjadi perhentian..... Sebagaimana keturunan Abraham bangkit dan berangkat dari Haran.... juga dari tanah pembuangan.... menuju tanah perjanjian.... Kanaan... Makam..... atau bangkit dan menang.... Itulah pilihan hidup .... Tujuan hidup itu dikembalikan ke kita.... "qûm mâqôm" Selamat bangkit.... ketimbang menuju ke makam... Selamat senja.... 

Gusti mberkahi. 

 🙏🙏🙏

Minggu, 22 Mei 2016

Penghitungan Suara Pemilihan Penatua dan Diaken GKJ Bandung Pepanthan Bansel 22 Mei 2016

Penghitungan Suara Pemilihan Penatua dan Diaken GKJ Bandung Pepanthan Bansel

Pada tanggal 22 Mei 2016 GKJ Bandung Pepanthan Bansel mengadakan penghitungan  suara Pemilihan Penatua dan Diaken , penghitungan suara ini merupakan rangkaian kegiatan untuk mengganti Penatua dan Diaken yang “lereh” .

Jemaat  memilih 5 (lima) dari 8 (delapan) bakal calon Penatua dan Diaken GKJ Bandung Pepanthan Bansel  Periode 2016-2019.













Kebaktian Pentakosta dan Riyaya Unduh-Unduh GKJ Bandung Pepanthan Bansel 15 Mei 2016


Kebaktian Pentakosta GKJ Bandung Pepanthan Bansel  tanggal 15 Mei 2016 dilayani oleh Bp Pdt Setiawan Hartanto, Ssi ,Kebaktian ini diawali dengan Prosesi beberapa perwakilan jemaat dari masing-masing Komisi yang membawa persembahan Syukur Riyaya Unduh-Unduh hasil bumi untuk dipersembahkan kepada Tuhan.

Tema Kebaktian Pentakosta “Roh Yang Membebaskan”  Kej 11:1-9 ; Mazmur 104:24-34, 35b ; Kisah Para Rasul 2:1-21; Yoh 14:8-17, (25-27).












Setelah kebaktian yang Pentakosta Jemaat GKJ Bandung Pepanthan Bansel mengadakan lelang dan bazar barang yang dipersembahkan oleh jemaat. Dan hasil dari lelang dan bazar akan dipersembahkan sebagai persembahan unduh-unduh.