KONTRADIKTIF
”Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di
atas bumi?
Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan
pertentangan”
(Lukas
12:51)
“Kaya
ngenteni thukuling jamur ing mangsa ketiga”. Itulah salah
satu pengajaran Jawa yang menggunakan istilah yang kontradiktif. Jamur hanya
tumbuh di tempat lembab ketika musim penghujan datang. Pengajaran ini
sebenarnya hanya kiasan tentang cita-cita yang sulit bahkan mustahil terwujud
jika tidak disertai dengan kesungguhan dalam mengupayakan. Karena pada jaman
sekarang orang bisa membuat tempat lembab sebagai media bertumbuhnya jamur yang
dipelihara.
Apa yang
difirmankan oleh Yesus dalam nas kita adalah sesuatu yang kontradiktif. Pada
satu sisi para pengikut Yesus diterima sebagai Mesias yang datang membawa
kedamaian, tetapi IA menyatakan diri bahwa kedatangan-Nya membawa pertentangan.
Sebenarnya juga hanya sebuah kata kiasan tentang bagaimana sulitnya mengikut
jalan Yesus Kristus. Apa yang diajarkan dan diteladankan sangat berlawanan
dengan apa yang diajarkan oleh dunia. Seperti ajaran dan teladan Yesus pada
perikop-perikop sebelumnya. Dunia mengajarkan supaya manusia takut kepada
sesuatu yang nampak dan bisa membunuh, tetapi Yesus mengajarkan agar pengikut-Nya takut kepada yang tidak kelihatan dan
mempunyai kuasa mematikan (Markus 12:4-5). Dunia mengajarkan bahwa harta benda
itu menentukan kehidupan, tetapi Yesus mengajarkan bahwa Tuhanlah pemilik dan
pemberi kehidupan (Markus 12:19-20).
Mengikuti jalan
Yesus Kristus adalah sulit, lebih mudah memperkirakan tentang musim panas atau
pun penghujan yang akan datang (Markus 12:54-56). Tetapi bisa diwujudkan dengan
rendah hati, mengakui keterbatsan manusiawi dan hanya Tuhan yang memiliki kuasa
tidak terbatas. [rpn]
BG Minggu ke-33, 14 AGUSTUS 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar