Khotbah Minggu GKJ Bandung Pepanthan
Bansel
“Pujilah Tuhan , hai Jiwaku, nyatakanlah
panggilanMu”
Mazmur 103:1-8 dan Yesaya 56:6-12
Sdr Riston Agustinus Purede
Pendahuluan
Disalah satu kota di Amerika diadakan
sebuah penelitian yang menarik. Responden yang dipilih adalah dua pom bensin
yang ramai dan terletak diwilayah kota. Bagi orang Amerika, menuliskan kritik
dan saran serta memasukkannya dalam kotak saran adalah kebiasaan yang sudah
melekat dalam kehidupan mereka. Pom bensin yang pertama dikondisikan untuk memusatkan
perhatian mereka pada pujian dari konsumen, hal-hal yang konsumen sukai dari
pelayanan pom bensin tersebut, dan kelebihan-kelebihan tertentu yang dirasakan
konsumen ketika membeli bensin ditempat itu.. mereka dikondisikan untuk fokus
dan memperhatikan kritik-krtitik, kelemahan-kelemahan, dan hal-hal yang tidak
disukai konsumen ketika mereka membeli bensin ditempat tersebut dan mereka
dianjurkan untuk mengatasi dan menghilangkan hal tersebut.....setelah beberapa
bulan..kedua pom bensin tersebut dievaluasi grafik penjualannya...ternyata
hasilnya menarik...pom bensin yang berfokus pada pujian, kesenangan konsumen
serta meningkatkannya memiliki grafik penjualan yang meningkat secara signifikan,
berbeda dengan pom bensin yang fokus pada kelemahan, pada hal-hal yang tidak
disukai oleh konsumen dan mencoba merubahnya...grafik penjualannya tidak
terlalu menunjukkan peningkatan berarti....cerita ini memberi pencerahan kepada
saya ketika saya bertanya-tanya kenapa kita harus memuliakan Allah.
Deskripsi
Saya bertanya dan terus bertanya
mengapa kita harus memuji dan memuliakan Allah. Apakah kalau kita tidak memuji
dan memuliakan Allah, Allah jadi kurang besar, jadi kurang Agung begitu. Memuji
Allah itu keharusan.. karan semua anugerah yang telah dia limpahkan...iya saya
paham Allah itu maha baik, banyak sekali berkat yang telah dia
limpahkan...terus pujian kita hanya untuk berterima kasih seperti itu
tok...kalau nggak mengucap syukur..kalau nggak memuji Allah pun...Allah tetap
Allah yang baik..yang tetap memberikan berkat kepada orang yang baik dan orang
yang jahat...terus mengapa kita harus memuji Allah...cerita tersebut memberi
pencerahan....jangan-jangan kita memuji Allah, sebagai ungkapan syukur
kita..jangan-jangan dengan kiat memuji Allah dan mengingat segala kebaikannya,
segala berkatnya segala pertolongannya, segala damai sejahtra yang telah
diberikannya...hidup kita menjadi jauh lebih berkualiatas...ketika pikiran
kita, sudut pandang kita terfokus pada hal-hal baik yang telah Allah lakukan,
fokus pada berkat-berkat yang telah Allah lakukan, fokus pada pertolongan-pertolongan
Allah...maka kehidupan kita cenderung dipenuhi damai sejahtra dan pelan-pelan
akan meningkatkan kualitas relasi kita dengan orang lain dan mungkin
meningkatkan produktifitas kita...karena kita hidup penuh sukacita dan damai
sejahtera...kita mengarahkan energi kita perhatian kita bukan pada masalah
kita...bukan pada persoalan kita...bukan pada segala rintangan dalam hidup
kita...bukan pada hal-hal yang belum kita capai...,buakan mengarah pada
kelemahan-kelemahan kita...dan bisa jadi ketika seluruh kehidupan kita berfokus
hanya pada masalah terus dan mengerahkan energi kita untuk mengatasi masalah...maka
hidup kita mungkin kehilangan damai sejahtra dan mungkin menjadi kurang
potensial...ini yang pertama...memuji Allah dengan mengingat segala kebaikannya
akan membuat hidup kita penuh damai sejahtra dan pelan-pelan meningkatkan kualitas
relasi kita dengan sesama dan mungkin produktifitas kita...
Memuji Allah, mengingat segala
kebaikannya, segala pertolongannya dan
mengarahkan segala energi kita pada semua berkat-berkatnya..pelan-pelan
kita akan serupa dengan sifat-sifat Allah...karena memang kita cenderung
mengikuti role model yang kita sukai, yang kita fokuskan, yang kita ikuti terus menerus...memuji Allah
dan mengingat semua kebaikannya pelan-pelan membentuk kita menjadi orang yang
bukan hanya menjadi penerima berkat tetapi juga menjadi saluran
berkat...pelan-pelan kita jadi pribadi yang gampang memberi pertolongan karena
hidup kita fokus pada karya yang sudah Allah lakukan dalam kehidupan kita...wow
luar biasa ternyata hal sederhana memuji Allah dengan mengingat segala
perbuatan baiknya...punya maksud yang begitu luar biasa dalam kehidupan
kita...itulah mengapa pemazmur berkata pujilah Tuhan hai jiwaku...
Pertanyaan yang kemudian muncul
adalah hal-hal apa yang menyenangkan hati Allah sebenarnya ...??? Jika kita
memuji Allah untuk menyenangkan hati Allah kita harus paham paling tidak apa
yang menyenangkan hati Allah...Nabi Yesaya menyatakan dengan tegas bahwa Allah
kurang berkenan dengan ketaatan ibadah yang lebih menonjol kesolehan
pribadi...Allah justru lebih senang ketika para anak-anaknya menjadi
orang-orang yang berani berpihak kepada mereka yang tertindas...kepada mereka
yang betul-betul miskin dan berpotensi
mengalami kemiskinan...kepada mereka yang selalu berorientasi pada
keadilan...itulah yang menyenangkan hati Allah...Allah adalah Allah yang adil
dan wujud keadilan Allah tersebut ditunjukannya dengan berpihak pada mereka yang
lemah...memuji Allah bukan hanya dengan nyanyian semata tetapi juga dengan
bentuk keperpihakan kepada mereka yang tertindas...hanya dengan cara inilah
penggilan kita menjadi nyata...panggilan Allah adalah bersatunya kebutuhan Allah
dengan kebutuhan kita manusia...kita apa yang kita kerjakan dalam hidup kita
bukan hanya menolong kita memenuhi kebutuhan materi...tetapi juga ada unsur
keberpihakan, unsur pembebasan, unsur pertolongan bagi sesama yang miskin dan
lemah secara sosial sabagai wujud kebutuhan Allah...maka disitulah kita sampai
pada panggilan kita...dan ingat panggilan kita hanya bisa kita jalani dengan
hati yang memuji Allah...dengan kehidupan yang berkualitas karena kita fokus
pada berkat Allah bukan berfokus pada masalah hidup...rintangan hidup..omongan
orang...rasa sakit hati terhadap orang...kekecewaan..dll disini berlaku dua arah
..memuji Allah mengarah pada panggilan hidup yang lebih baik dan panggilan
hidup untuk memuji Allah...
Permulaan yang bagus, sebaiknya cukup ringkasan saja.
BalasHapusPermulaan yang bagus, sebaiknya cukup ringkasan saja.
BalasHapus