I Timotius 2: 1-7; Mazmur 113; Lukas 16: 1-13
BERDOALAH
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan,
doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk
semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala
kesalehan dan kehormatan
(I Tim 2: 1-2).
Hidup damai dapat terjadi
ketika keaadaan negara memang damai. Kedamaian itu tergantung dengan
kebijaksanaan para pemimpin untuk menata keadaan negara itu. Dengan
kebijaksanaan para pemimpin yang dalam masyarakat akan menurut terhadap tatanan
yang dibangun dalam hidup bermasyarakat itu. Oleh karena itu yang selalu
dinantikan adalah pemimpin yang tidak menjadi tirani, tetapi mengayomi seluruh
warga masyarakat.
Tetapi bagaimana caranya
untuk bisa menemui pemimpin yang benar-benar bijaksana? Surat Rasul Paulus
kepada Timotius mengingatkan tentang doa bagi pemimpin. Pemimpin harus selalu
didoakan sehingga dapat menempatkan hidupnya dalam kehendak Tuhan Allah. Di
dalam doa sertakan permohonan semoga Tuhan berkenan menggerakkan hati para
pemimpin pada kebaikan Tuhan Allah. Di sisi yang berbeda, doa tidak hanya
dengan diam dalam ruang tertutup, tetapi juga dalam tindakan yang
memperlihatkan tindakan warga yang mendorong pemimpin supaya hidup dalam
kebaikan. Dalam hal ini artinya pemimpin baik itu tidak bisa lahir sendiri.
Melalui sikap hidup msayarakat yang mengupayakan kebaikan pemimpin tentu akan
tertarik untuk melakukan kebaikan.
Oleh karena itu
memang benar, bahwa memimpin itu bukan hanya menjadi pekerjaannya mereka yang
didepan. Tetapi menjadi sikap hidup bersama. Adapun doa bukan hanya menjadi
alat tuduh agar pemimpin berlaku baik atau menjadi sarana agar pemimpin berbuat
baik saja, tetapi sebagai karya yang mengemudikan masyarakat yang mendoakan.
TRW
UNTUK KALANGAN SENDIRI
Minggu ke-38,
18 SEPTEMBER 2016
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar