Renungan dalam rangka Hari
Pekabaran Injil Indonesia &
Hari Perjamuan Kudus se-Dunia
(HPII/HPKD) Minggu 05-2014
“ MENERIMA KRITIK“
Matius
21:33-46
Tidak mudah orang menerima kritik.
Padahal kata kritik itu sendiri adalah pengevaluasian sesuatu dengan tujuan
untuk meningkatkan pemahaman dan membantu memperbaiki suatu pekerjaan. Namun,
hal ini seringkali dianggap sebagai hal yang negatif sehingga sikap
penolakanlah yang sering muncul dengan cara berusaha membela diri bahkan ada
juga yang berpikir kalau ia memiliki kekuasaan yang cukup, ia akan membungkam
si pengkritik dengan cara apapun.
Pembacaan kita saat ini pun
menceritakan bagaimana Yesus mengkritik para Imam Kepala dan orang Farisi
melalui sebuah perumpamaan. Hal ini diawali ketika Yesus sedang mengajar orang
banyak di Bait Allah kemudian mereka datang dan menanyakan dari mana kuasa yang
Yesus miliki. Diskusi inilah yang memunculkan kritik Yesus kepada mereka
melalui sebuah perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur.
Dalam perumpamaan ini Yesus
menceritakan tentang seorang tuan tanah yang membuka kebun anggur dan
menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kebun anggurnya itu. Kemudian
dia menyewakan kebun itu kepada para penggarap. Ketika tiba musim petik, ia
menyuruh para hamba untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi para
penggarap memukul, melempari batu bahkan membunuh para hambanya. Mendengar hal
itu, tuan tanah kembali mengutus para hamba lebih banyak dari yang pertama,
namun para penggarap tetap memperlakukan para hamba itu sama seperti para hamba
yang diutus pertama kali. Akhirnya tuan tanah menyuruh anaknya kepada mereka
dengan pemikiran bahwa anaknya pasti akan disegani. Kenyataannya tidak. Para
penggarap malah membuat sebuah rencana untuk membunuh anaknya itu supaya
warisannya menjadi milik para penggarap. Rencana itu pun dilakukan oleh para
penggarap. Mereka menangkapnya, melemparkannya keluar dari kebun anggur dan
membunuhnya.
Tuan tanah disini melambangkan Allah
dan para penggarap kebun anggur adalah orang-orang Israel, lebih tepatnya para
Imam Kepala dan orang-orang Farisi. Dan perumpamaan ini secara tidak langsung
menceritakan betapa baiknya Allah kepada umat-Nya. Umat yang seharusnya membawa
Kerajaan Allah di tengah dunia malah sering mengecewakan bahkan mendukakan hati
Allah. Namun Allah tetap bersabar dan berulang kali mengirim utusannya,
nabi-nabi, kepada orang Israel dengan harapan mereka akan bertobat, tetapi
orang-orang Israel tidak mendengarkan mereka dan bahkan membunuh nabi-nabi
tersebut. Melihat hal itu, Allah marah dan menghukum mereka sampai mereka
bertobat. Akan tetapi pertobatan itu hanya sesaat karena dalam waktu singkat
mereka mendukakan hati Allah kembali. Oleh karena itu, Allah mengirimkan sang
Anak yang dikasihi, yaitu Yesus, namun ketika orang Israel melihat dan
mendengar Yesus, mereka menolak bahkan berencana untuk membunuh-Nya. Padahal
Yesus datang untuk menolong manusia keluar dari lingkaran kejahatan dan
memberikan keselamatan bagi mereka. Tapi mereka menolak-Nya. Dengan demikian,
Yesus memberitahukan secara tegas bahwa Allah akan menghukum mereka dan
memberikan keselamatan kepada bangsa-bangsa lain yang belum mengenal DIA dan
tidak menolak-Nya (ay.42-43). Kritikan Yesus membuat para Imam Kepala dan orang
Farisi menjadi marah dan ingin menangkapnya sebab mereka mengerti bahwa
merekalah yang dimaksud. Dan kita tahu bahwa akhirnya mereka menangkap dan
menyalibkan Yesus. Maka, kritik yang Yesus sampaikan tentang mereka sungguh
menjadi kenyataan.
Kritik memang tidak enak didengar.
Namun kalau dikelola dengan baik, kritik dapat menjadi sesuatu yang berharga.
Caranya, dengan dengan tidak langsung bereaksi pada saat dikritik. Sebaliknya,
tenangkan diri dan renungkan isi kritik itu. Kalau memang isinya benar,
berterimakasihlah kepada si pengritik dan mulailah mengubah diri kita. Kalau
isi kritik itu salah, selidiki mengapa sampai orang melemparkan kritik
tersebut. Mungkin ada sesuatu yang membuat orang itu salah mengerti tentang
kita. Klarifikasikan hal tersebut. Kritik yang terasa pahit bisa saja
menghasilkan buah yang manis.
BG No 40 tgl 5 Oktober 2014
BG No 40 tgl 5 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar