28 JANUARI 2017 : " SELAMAT ATAS PENDEWASAAN GKJB PEP.BANSEL MENJADI GKJ BANSEL " GKJ BANSEL: Firman Tuhan, Minggu 5 Oktober 2014

Translate

Minggu, 05 Oktober 2014

Firman Tuhan, Minggu 5 Oktober 2014

Renungan dalam rangka Hari Pekabaran Injil Indonesia &
Hari Perjamuan Kudus se-Dunia (HPII/HPKD) Minggu 05-2014

MENERIMA KRITIK
Matius 21:33-46

Tidak mudah orang menerima kritik. Padahal kata kritik itu sendiri adalah pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan membantu memperbaiki suatu pekerjaan. Namun, hal ini seringkali dianggap sebagai hal yang negatif sehingga sikap penolakanlah yang sering muncul dengan cara berusaha membela diri bahkan ada juga yang berpikir kalau ia memiliki kekuasaan yang cukup, ia akan membungkam si pengkritik dengan cara apapun.

Pembacaan kita saat ini pun menceritakan bagaimana Yesus mengkritik para Imam Kepala dan orang Farisi melalui sebuah perumpamaan. Hal ini diawali ketika Yesus sedang mengajar orang banyak di Bait Allah kemudian mereka datang dan menanyakan dari mana kuasa yang Yesus miliki. Diskusi inilah yang memunculkan kritik Yesus kepada mereka melalui sebuah perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur.

Dalam perumpamaan ini Yesus menceritakan tentang seorang tuan tanah yang membuka kebun anggur dan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kebun anggurnya itu. Kemudian dia menyewakan kebun itu kepada para penggarap. Ketika tiba musim petik, ia menyuruh para hamba untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi para penggarap memukul, melempari batu bahkan membunuh para hambanya. Mendengar hal itu, tuan tanah kembali mengutus para hamba lebih banyak dari yang pertama, namun para penggarap tetap memperlakukan para hamba itu sama seperti para hamba yang diutus pertama kali. Akhirnya tuan tanah menyuruh anaknya kepada mereka dengan pemikiran bahwa anaknya pasti akan disegani. Kenyataannya tidak. Para penggarap malah membuat sebuah rencana untuk membunuh anaknya itu supaya warisannya menjadi milik para penggarap. Rencana itu pun dilakukan oleh para penggarap. Mereka menangkapnya, melemparkannya keluar dari kebun anggur dan membunuhnya.

Tuan tanah disini melambangkan Allah dan para penggarap kebun anggur adalah orang-orang Israel, lebih tepatnya para Imam Kepala dan orang-orang Farisi. Dan perumpamaan ini secara tidak langsung menceritakan betapa baiknya Allah kepada umat-Nya. Umat yang seharusnya membawa Kerajaan Allah di tengah dunia malah sering mengecewakan bahkan mendukakan hati Allah. Namun Allah tetap bersabar dan berulang kali mengirim utusannya, nabi-nabi, kepada orang Israel dengan harapan mereka akan bertobat, tetapi orang-orang Israel tidak mendengarkan mereka dan bahkan membunuh nabi-nabi tersebut. Melihat hal itu, Allah marah dan menghukum mereka sampai mereka bertobat. Akan tetapi pertobatan itu hanya sesaat karena dalam waktu singkat mereka mendukakan hati Allah kembali. Oleh karena itu, Allah mengirimkan sang Anak yang dikasihi, yaitu Yesus, namun ketika orang Israel melihat dan mendengar Yesus, mereka menolak bahkan berencana untuk membunuh-Nya. Padahal Yesus datang untuk menolong manusia keluar dari lingkaran kejahatan dan memberikan keselamatan bagi mereka. Tapi mereka menolak-Nya. Dengan demikian, Yesus memberitahukan secara tegas bahwa Allah akan menghukum mereka dan memberikan keselamatan kepada bangsa-bangsa lain yang belum mengenal DIA dan tidak menolak-Nya (ay.42-43). Kritikan Yesus membuat para Imam Kepala dan orang Farisi menjadi marah dan ingin menangkapnya sebab mereka mengerti bahwa merekalah yang dimaksud. Dan kita tahu bahwa akhirnya mereka menangkap dan menyalibkan Yesus. Maka, kritik yang Yesus sampaikan tentang mereka sungguh menjadi kenyataan.


Kritik memang tidak enak didengar. Namun kalau dikelola dengan baik, kritik dapat menjadi sesuatu yang berharga. Caranya, dengan dengan tidak langsung bereaksi pada saat dikritik. Sebaliknya, tenangkan diri dan renungkan isi kritik itu. Kalau memang isinya benar, berterimakasihlah kepada si pengritik dan mulailah mengubah diri kita. Kalau isi kritik itu salah, selidiki mengapa sampai orang melemparkan kritik tersebut. Mungkin ada sesuatu yang membuat orang itu salah mengerti tentang kita. Klarifikasikan hal tersebut. Kritik yang terasa pahit bisa saja menghasilkan buah yang manis.

BG No 40 tgl 5 Oktober 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar