28 JANUARI 2017 : " SELAMAT ATAS PENDEWASAAN GKJB PEP.BANSEL MENJADI GKJ BANSEL " GKJ BANSEL: Firman Tuhan , 26 Oktober 2014

Translate

Senin, 27 Oktober 2014

Firman Tuhan , 26 Oktober 2014

Keteladanan Orang Tua Dalam Kasih Kepada Allah & Sesama”
Ulangan 34:1-12; Mazmur 90:1-6,13-17; I Tesalonika 2:1-8; Matius 22:34-36

Tugas Musa yang terakhir ialah mengulangi sekali lagi hukum dan undang-undang Allah kepada orang Israel; ulangan tersebut tersimpan dalam Kitab Ulangan (disebut juga Deuteronomium = ulangan undang-undang). Musa mengajarkan undang-undang Allah kepada angkatan baru, anak-anak muda, karena orang Israel yang benar-benar mengalami keluar dari Mesir kebanyakan telah mati selama 40 tahun berkeliling di padang gurun.

Musa mengajar mereka untuk memelihara dan mentaati hukum Allah yaitu mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu, seperti tertulis dalam Ulangan 6:4-9. Musa juga meminta bangsa ini mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anaknya dan membicarakan apabila mereka duduk di rumah, apabila mereka dalam perjalanan, apabila mereka berbaring dan apabila mereka bangun, mengikatkan sebagai tanda pada tangan, menjadi lambang di dahi, menuliskan pada tiang pintu rumah dan pintu gerbang. Kita dapat melihat betapa dekat hubungan Musa dengan Allah, betapa Musa mengasihi Allah. Ia juga ingin setiap orang Israel dan keturunannya dapat menikmati dan mengasihi Allah seperti dia.

Musa memberi keteladanan pada bangsa Israel dalam mengasihi Allah dan taat kepadaNya, sehingga ketika Allah menunjuk Yosua bin Nun dari suku Efraim, untuk menggantikan Musa memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan, Yosua sebagai abdi Musa juga selalu setia kepada Allah dan Roh Allah ada padanya dan menyertainya. 

Dalam Matius 22:34-36 Tuhan Yesus juga menegaskan kembali perintah untuk mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa serta mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri sendiri. 1 Yohanes 4:20-21 menjelaskan bahwa seseorang dapat mengasihi Allah yang tidak dilihatnya dengan mengasihi saudaranya sesama manusia yang dapat dilihat dan ada di sekitarnya.

Pada masa Paulus, jemaat di Tesalonika mengalami penganiayaan, itulah sebabnya mengapa Rasul Paulus mengirim surat kepada mereka. Paulus memberi contoh dirinya yang dianiaya di Filipi, namun memperoleh pertolongan Allah sehingga tetap berani mengabarkan Injil Allah. Demikian pula Rasul Paulus mengharapkan jemaat di Tesalonika yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri dapat mencontoh dirinya dalam kasih pada Allah dan percaya kepada Tuhan Yesus.

Keteladanan adalah memberi contoh dengan perbuatan. Apa yang kita lakukan sehari-hari, seberapa besar kepercayaan kita kepada Allah dalam hidup ini, seberapa besar kita mengingat dan mengandalkan Tuhan dalam segala perkara hidup, dalam menjalani kehidupan kita, akan terpancar dan dilihat oleh anak-anak kita, oleh orang-orang di sekeliling kita. Seperti Musa dan Rasul Paulus yang memberi keteladanan dalam kasih pada Allah, sudahkah kita melakukannya? (AD)

BG 43-2014 tgl 26 Oktober 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar