28 JANUARI 2017 : " SELAMAT ATAS PENDEWASAAN GKJB PEP.BANSEL MENJADI GKJ BANSEL " GKJ BANSEL: FIRMAN TUHAN, MINGGU PASKAH VII ,1 JUNI 2014

Translate

Selasa, 03 Juni 2014

FIRMAN TUHAN, MINGGU PASKAH VII ,1 JUNI 2014

“Setia Menanti Janji-Nya”
( Kis. 1:6-14; Maz. 68:2-11;33-36; I Pet.4:12-14; 5:6-11; Yoh 17 1:11)

Tema minggu ini sangat menarik perhatian bagi kehidupan kita sebagai individu maupun anggota masyarakat. Hal ini penting, jika dihubungkan dengan keterkaitan sebagai sesama manusia dalam keberadaan diri (eksistensi) secara kodrati masing-masing memiliki sifat setia dan watak diri setia. Arti kosakata Setia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah : Patuh, Taat, Tetap dan Teguh hati. Oleh karena itu, sangat penting, kerena kehidupan manusia selalu menempatkan diri dengan cara berpikir memposisikan terhadap janji. Secara empirik memang demikianlah kehidupan manusia, bahwa kita hidup sebagai makhluk “komune” artinya sebagai kelompok orang yang hidup bersama. Dalam kebersamaan sebagai umat Kristen menyadari menjadi umat “komuni” yang selalu punya kerinduan menjalani sakramen di gereja diwujudkan dalam bentuk perjamuan roti dan anggur. Demikian teguhnya iman kita menanti janji-Nya.
Setia dalam hal apapun tak akan dapat terjadi bila tak ada upaya dari kita sendiri. Setia menanti janji-Nya merupakan perlakuan yang harus dijalani umat Kristen merupakan syarat mendekati dan memasuki pintu gerbang berkat Tuhan. Caranya harus menempuh “perjalanan” yang sangat jauh. Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang gagal menyelesaikan “perjalanan” antara lain factor rasa jenuh kerena jaraknya yang sangat jauh dan lama ditempuhnya, lalu pesimistis, akhirnya menguras tenaga dan roboh. Sebaiknya “perjalanan” menuju harapan atau berkat bukan hanya materi melainkan juga apa yang terdapat dalam diri ialah sikap melayani, kompetensi talenta, karunia, dll. Makna “Setia Menanti Janji-Nya” adalah model pembelajaran afektif bagi umat Kristen, ditegaskan pada (Amsal 19:22a): “Sifat yang diinginkan pada seseorang adalah kesetiaannya”, dan pada (Amsal 20:6) “ Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia siapakah menemukannya ?” Ada beberapa contoh tentang keraguan dan sikap setia menanti janji Tuhan, mereka adalah Nuh, Abraham, Musa dan Yusuf.
Menghayati peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus Kristus merupakan suatu peristiwa tak terlihat namun bagi umat Kristen tetap teguh terhadap janji_Nya. Menanti adalah kegiatan yang sungguh menjemukan, terlebih jika yang tampak didepan sepertinya paradoksal dengan apa yang dinantikan, yakni pergi dan datang kembali, seolah menuntut realita dan berhentilah menanti. Mengapa Tuhan membiarkan umat yang dikasihiNya menanti sedemikian lama terhadap penggenapan janji-Nya ? Lalu kita berposisi seperti Nuh, Abraham, Musa dan Yusuf ? Sebagaimana pada (I Pet.4:12-14) Menderita sebagai Kristen, inilah pemebelajaran diri agar umat Kristen semakin empathy. Bagaimana agar tetap setia memegang janji-Nya ? Belajarlah melihat penggenapan janji Tuhan lewat waktu dan caraNya. Hal yang sering membuat kita tak sabar menantikan janji tersebut, karena kita sering malakukan dengan cara dan waktu kita sendiri. Kita perlu belajar mempercayai janji-Nya dan percaya bahwa waktu dan cara-Nya selalu terbaik bagi manusia. Bagaimana janji Tuhan dalam kehidupan diri kita ? Pegang erat dalam kesetiaan, karena Allah yang kita sembah adalah setia (2 Timotius 2:13). Lakukan saja apa yang harus dilakukan dengan sikap setia dan jujur serta tanggung jawab baik dalam pelayanan sebagai hamba Tuhan, karyawan, pengusaha, seniman, ilmuwan, mahasiswa, pelajar, dll. Dalam (Matius 25:21 dan Lukas 16:10) Tuhan Yesus berharap supaya kepadamu dipercayakan perkara-perkara yang lebih besar. Sebuah janji adalah bermakna jika “sang pemberi” janji adalah sumber kehidupan yang terpecaya ialah Tuhan Allah (BSH)


BG tgl 01 Juni 2014 Minggu ke-22-2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar