28 JANUARI 2017 : " SELAMAT ATAS PENDEWASAAN GKJB PEP.BANSEL MENJADI GKJ BANSEL " GKJ BANSEL: Firman Tuhan, Minggu Palmarum 13 April 2014

Translate

Senin, 14 April 2014

Firman Tuhan, Minggu Palmarum 13 April 2014

Hamba, bukan sebatas nama
(Yesaya 50:1-9; Mazmur 118:1-2; 19-29; Filipi 2;5-11; Matius 21:1-11)




Hamba dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dapat diartikan budak atau orang yang dalam kehidupannya selalu bergantung kepada kemauan atau kehendak tuannya, kedudukannya serta martabatnya sangat rendah sehingga terkadang ia tidak mempunyai hak atas dirinya sendiri, hanya untuk kesenangan tuannya.

Hari minggu ini  kita masuk dalam Minggu Palmarum, merupakan pembuka dari Pekan Suci yaitu  5 (lima) hari sebelum Hari raya Jumat Agung. Lima hari sebelum Jumat Agung, kedatangan Yesus di kota Jerusalem  begitu di elu-elukan. Orang banyak yang sangat  besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon dan menyebarkannya di jalan dan mereka berseru : “ Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana ditempat yang maha tinggi !” (Matius 21 : 8-9). Mereka berharap Yesus dapat diangkat menjadi Raja Israel untuk membebaskan dari penjajahan Romawi. Namun manakala harapan mereka tidak menjadi kenyataan karena perbedaan pemahaman tentang peran Tuhan Yesus sebagai Raja yang dijanjikan dengan peran ke hambaan yang Ia Jalani, penduduk yang sama, lima hari kemudian kembali berseru “ Salibkan Dia !“


Kita dapat lihat bagaimana pujian yang dikumandangan penduduk Jerusalem tidak menggoyahkan pendirianNya, Tuhan Yesus menjadi hamba bagi umat manusia meskipun Dia mempunyai kekuasaan dan kemuliaan, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan , bagaimana Dia telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Filipi 2:6-8). Kita adalah budak kegelapan, namun Tuhan Yesus telah membayar kita dengan darah dan tubuhnya agar kita mau menjadi hambaNya.
Kita patut bersyukur bahwa Tuhan Yesus mau menjadi hamba untuk menebus dosa-dosa kita, Yesus Kristus adalah Raja yang membawa damai sejahtera dan keberadanNya merupakan kemulian bagi Bapa ditempat yang maha tinggi.

Menjadi hamba Kristus tidak terbatas hanya didalam Gereja saja namun juga didalam kehidupan sehari-hari kita. Menjadi hamba Kristus harus dilakukan menurut pola serta teladan yang sudah Tuhan Yesus berikan. Ini berarti bahwa kita harus segera meninggalkan segala bentuk kesombongan diri, merasa berkuasa dan merasa paling segalanya. Kita jangan angkuh dan hanya mencari kepentingan diri sendiri, kita harus bisa merendahkan hati, saling melayani satu dengan yang lain dengan penuh kasih.

Rendah hati adalah gaya hidup orang Kristen seperti Tuhan Yesus yang rela mengosongkan diriNya menjadi manusia dan mengambil rupa sebagai hamba. Orang yang rendah hati dan menjadi hamba bagi sesamanya akan merasakan berkat Tuhan dan membagi berkat untuk sesamanya meskipun pekerjaan itu tidak mudah . “ Tetapi Tuhan Allah menolong aku, sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu” (Yesaya 50:7)
Dengan merasakan berkatNya, senantiasa bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik ! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya (Mazmur 118:1).


Selamat berbagi, Gusti mberkahi. (LPS) 
BG tgl 13 April 2014 Minggu ke15 -2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar