28 JANUARI 2017 : " SELAMAT ATAS PENDEWASAAN GKJB PEP.BANSEL MENJADI GKJ BANSEL " GKJ BANSEL: BAHAN SOSIALISASI MASA PASKAH GKJ BANDUNG 2014 (BAGIAN II)

Translate

Selasa, 25 Maret 2014

BAHAN SOSIALISASI MASA PASKAH GKJ BANDUNG 2014 (BAGIAN II)

BAHAN SOSIALISASI MASA PASKAH GKJ BANDUNG 2014
(bagian ii)


  1. MINGGU PALMA.Palma yang jatuh pada Minggu Pra-Paskah VI (tahun ini jatuh pada tanggal 13 April 2014) adalah merupakan pembuka dari Pekan Suci. Apa yang diperingati didalam Minggu palma ini adalah peristiwa masuknya Tuhan Yesus ke kota Yerusalem menjelang sengsaranya. Bagi Injil-Injil sinoptik, masuknya Tuhan Yesus ke kota Yerusalem ini merupakan hal yang istimewa, karena terjadi hanya sekali sepanjang  umur Tuhan Yesus di dunia dan itu terjadi 7 (tujuh) hari sebelum kebangkitanNya. Oleh karena itu Minggu Palma disebut sebagai pembuka pekan suci. Pekan suci itu sendiri berfokus pada pekan terakhir Tuhan Yesus berada di kota Yerusalem sejak masuk hingga bangkitNya sepekan kemudian.Dalam Ibadah Minggu Palma ini digunakan daun-daun palma (palem) baik untuk dibagikan kepada anggota jemaat maupun sebagai hiasan gereja. Daun palma itu sendiri melambangkan perdamaian, kehidupan, kemenangan dan pengharapan akan pertolongan Tuhan.
  2. KAMIS PUTIH.Kamis putih adalah hari raya terakhir sebelum memasuki trihari Paskah. Didalam Ibadah Kamis putih ini anggota jemaat diajak untuk merenungkan dan mewujudkan karya penyelamatan secara nyata dan dengan penuh kasih dan kerendahan hati seperti yang dilakukan Tuhan Yesus dengan membasuh kaki para murid (Yoh13). Kamis Putih memilliki 2 (dua) unsur utama didalam liturginya yaitu : perjamuan malam terakhir (dan perintah untuk mengadakan perjamuan kudus)Dan pembasuhan kaki sebagai symbol hamba yang melayani¹.Dengan dasar inilah, mulai tahun ini di GKJ Bandung dimulai diadakan Perjamuan Paskah, pada Hari Kamis Putih ini².
  3. TRIHARI PASKAH.Trihari Paskah (easter triduum) adalah tiga hari utama sebagai puncak masa raya Paskah yang dimulai setelah perayaan Kamis Putih, yaitu Jumat Agung, Sabtu Sunyi dan Paskah.

  • Jumat Agung.Jumat Agung merupakan perayaan puncak kesengsaraan dan kematian Kristus, Di dalam Jumat Agung inilah inti iman Kristen ditekankan kepada anggota jemaat, yaitu kasih Kristus yang mengurbankan diriNya untuk menyelamatkan dunia. Di dalam Jumat Agung hanya ada pengenangan kesengsaraan Kristus. Justru karena di dalam Jumat Agung ini merupakan perayaan puncak kesengsaraan dan kematian Kristus, maka pelayanan Perjamuan Kudus di dalam Jumat Agung menjadi tidak tepat . Mengapa ?Karena hari Jumat Agung adalah hari kematian Tuhan Yesus ini. Pada saat itu Tuhan Yesus tidak hadir bersama-sama dengan para murid³.Perjamuan Kudus adalah pegucapan syukur (dari kata eucharistia : Pengucapan Syukur). Oleh Karena itu tidaklah pantas pengucapan syukur di dalam penderitaan Kristus. Tidak kurang menurut Tertulianus (± 160-225), salah seorang bapak Gereja mengatakan, “adalah tidak pantas kita merayakan perjamuan pada hari Sang Mempelai Pria diambil dari antara kita”4.
  • Sabtu Sunyi.Sabtu sunyi merupakan pengenangan akan kesendirian Tuhan Yesus ketika berada didalam kubur sebelum kebangkitanNya. Sabtu sunyi sering juga disebut dengan Sabtu Suci, karena berada di dalam Pekan Suci. Dalam Sabtu Sunyi ini, pelaksanaan puasa san berpantang tetap dijalankan sambil terus merenungkan kesengsaraan Kristus.
  • Paskah.Paskah merupakan perayaan puncak yang dirayakan secara meriah. Pada Minggu Paskah ini gereja merayakan kemenangan besar Tuhan Yesus yang bangkit dari kematian. Saat berduka yang diikuti dengan berpuasa dan berpantang selama Pra-Paskah dan Trihari Paskah sudah lewat. Paskah ditandai dengan sorak sorai nyanyian “Haleluya”. Sehingga dengan kata lain Paskah merupakan puncak sukacita iman Kristen.Kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian memberikan kepastian kepada setiap orang yang percaya kepadaNya tentang pengampunan dosa, iman dan kepastian hidup. Begitu pentingnya makna kebangkitan Tuhan Yesus, sampai-sampai Gereja Purba menjadikan Paskah sebagai pusat perayaan-perayaan Kristen. Bahkan sampai sebelum tahun 313. Gereja hanya mengenal satu perayaan Kristen yaitu Paskah5.Oleh karena Paskah merupakan perayaan sukacita (bahkan puncak sukacita), maka bisa dan tepat juga jika Pernjamuan Kudus diselenggarakan pada saat Paskah mengingat Perjamuan Kudus (eucharistia)   itu sendiri adalah perayaan sukacita. Demikian penjelasan singkat tentang hari raya-hari raya gerejawi yang ada di sepanjang Masa Pra-Paskah hingga Paskah.Selamat merayakan dan menghayati Masa Paskah.Tuhan Memberkati.Panitia
--------------------------------------------------------------------------------------------------

  1.  Rachman, Raashid, “Hari Raya Liturgi”, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2003.p.66
  2. Sekalipun hari Jumat Agung masih diadakan Perjamuan Paskah juga, sebagaimana biasa dilakukan di GKJ Bandung-lihat catatan kaki 4.
  3. Tim Liturgi GKI, “Konsep Buku Liturgi GKI”, bahan Persidangan XIII Majelis Sinode GKI, 2002.p.40
  4. Rachman, Raashid, “Hari Raya Liturgi”, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2003.p.71. Setelah masa transisi hari Perjamuan Paskah dari hari Jumat Agung di pindah ke Kamis Putih, diupayakan melakukan Perjamuan Kudus Paskah tersebut pada hari Kamis Putih saja.
  5. Ismail, Dr.Andar, : Ketidak Seimbangan Antara Paskah dan Natal” dalam buku Selamat Paskah, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1995,p.73
BG Tanggal 23 Maret 2014, Nomor : 12-2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar