Mengikut Sang Gembala Jiwa
Kisah Para Rasul 2:42-47; Mazmur
23; I Petrus 2:19-25; Yohanes 10:1-10
Siapa Sang Gembala Jiwa? Dan Mengapa
kita harus mengikutinya?
I Petrus 2:25, menjelaskan adanya proses
penyadaran dari kondisi sesat menjadi bertobat. Hal ini memberi pemahaman bahwa
manusia karena dosa-dosanya seharusnya binasa, tetapi karena kasih setia Sang
Gembala (Tuhan Yesus) menjadi diselamatkan. Keselamatan yang diterima ini
merupakan keselamatan bagi jiwa yang sekaligus dipelihara jiwanya. Peran Sang
Gembala dalam hal ini ternyata bukan hanya menyediakan kebutuhan jasmani saja,
tetapi juga kebutuhan bagi jiwa, yaitu kebutuhan akan keselamatan.
Menurut Yohanes 10:1-10, Tuhan Yesus
yang adalah Sang Gembala mengumpamakan dirinya sebagai “pintu” dan memberikan
jaminan keselamatan bagi siapapun yang keluar-masuk melalui diriNya. Yesus
Kristus, Sang Gembala, juga memposisikan diriNya sebagai “pintu” berarti juga
merelakan diriNya untuk berkorban demi keamanan para domba yang didalamnya,
lalu hal-hal apa saja yang akan terjadi pada orang-orang yang keluar-masuk
melalui Tuhan Yesus sebagai “pintu” dalam hidupnya?
- Orang (“domba”) tersebut pasti selamat (ayat 9). Dia akan diselamatkan karena melalui tempat yang tepat dan aman. Berbeda jika melalui jendela atau memanjat tembok. Keselamatan dalam hal ini juga berkaitan dengan apapun yang akan dilakukan selalu dalam pengetahuan Tuhan Yesus sebagai “pintu” dan Sang Gembala. Jika Tuhan Yesus sebagai “Gembala” mengetahui kemanapun kita pergi dan apapun yang kita lakukan, maka kita/domba itu pasti tetap ada dalam lingkaran keselamatan dan pengawasanNya. Kita tidak akan tersesat atau berada ditempat yang berbahaya, karena kita memberitahukan apapun yang akan kita lakukan.
- Domba-domba akan menemukan padang rumput (ayat 9). Artinya, apabila kita selalu melakukan apapun didalam Tuhan, melalui sang “pintu”, kita akan diberi kemakmuran, kecukupan dan kelimpahan. Hal ini tentunya bukan hanya dalam kebutuhan jasmani tetapi juga kebutuhan rohani. Padang rumput, kemakmuran selalu bermakna sebagai sesuatu yang memberikan sukacita, sesuatu yang diharapkan, kebahagiaan.
- Ada jaminan rasa aman lahir-batin. Jika Tuhan Yesus memposisikan diriNya bukan hanya sebagai gembala, tetapi juga sebagai pintu, tentulah disertai tanggung jawab dan jaminan memberikan keselamatan dan rasa aman (lih. I Petrus 2:25).
Kit sudah memiliki Gembala Agung yang
juga menjadi “pintu" bagi segala yang kita lakukan. Oleh karena itu,
marilah kita hanya menjalani kehidupan melalui Dia dan "sepengetahuanNya”.
Artinya, kita selalu melibatkan Tuhan dalam seluruh sisi kehidupan kita. Kita
sudah memiliki Gembala, “pintu” yang aman dan memberikan jaminan keselamatan dan keamanan.
Ada jalur yang aman dan membahagiakan, mengapa harus memilih yang berbahaya? Amin.
(sumber :gkjw.web.id)(I.r)
BG tgl 11 Mei 2014 Minggu ke-19-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar