28 JANUARI 2017 : " SELAMAT ATAS PENDEWASAAN GKJB PEP.BANSEL MENJADI GKJ BANSEL " GKJ BANSEL: Oktober 2016

Translate

Minggu, 16 Oktober 2016

Renungan Berita Gereja

Kejadian 33:22-31, Mazmur 121, 2 Timotius 3:14-4:5, Lukas 18:1-8
TIDAK AKAN MENGULUR WAKTU PERTOLONGANNYA
Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya
yang siang malam berseru kepada-Nya?
Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?"
 (Lukas 18 : 7 )


Tuhan tidak pernah tidur, demikianlah kata-kata yang dihidupi orang Jawa. Artinya tentu bukan sekedar untuk memahami tubuh Tuhan yang tidur. Apalagi ketika pernah menemui kisah Yesus yang kecapaian, lalu tertidur. Istilah ini tentu tidak akan sesuai dengan istilah Tuhan tidak pernah tidur. Oleh karenanya harus dilihat dengan cara yang berbeda. Kondisi ini bisa diartikan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umatNya, malah akan selalu melingkupi kehidupan seluruh manusia. Lalu bagaimana artinya kalau menemui ada sesama yang sakit dan tidak sembuh-sembuh, apa yang menjadi penyembuh dalam keprihatinannya?
Hal inilah yang membutuhkan jawaban agar membuat yakin bahwa Tuhan pasti akan membela umatNya. Yang jelas, jawaban dari Tuhan pasti tidak sama dengan apa yang diminta. Tetapi ketika diperhatikan sungguh-sungguh, sekalipun tidak sama, jawaban Tuhan bisa menjadi lebih besar dari yang diminta.

Pekerjaan yang besar itu adalah: karena dalam jawabNya Tuhan berkenan melibatkan manusia dalam karyaNya. Jadi besarnya karya bukan sekedar karena Tuhan bekerja sendiri, tetapi karena berkenan memakai seluruh hal dalam kehidupan kita. Kurang besar bagaimana, karena Tuhan tidak sekedar mengartikan sempurna hanya seperti karyaNya yang menciptakan segala hal. Hal ini bisa dilihat ketika Tuhan menjadikan hakim yang kejam bisa memutuskan hal yang baik. Hakim yang menjadi gambaran orang jahat, tetapi karyanya tetap dipakai oleh Tuhan. Oleh karenanya supaya manusia dapat mengerti semua ini, manusia tidak boleh berhenti berdoa dalam hidupnya. Karena di dalam doa manusia akan diarahkan melihat kemurahan Tuhan Allah. |*TRW.

UNTUK KALANGAN SENDIRI                      

Minggu ke-42, 16 OKTOBER 2016

Minggu, 09 Oktober 2016

Renungan Berita Gereja





2 Raja-raja 5:1-3,7-15c, Mazmur 111, 2Timotius 2:8-15, Lukas 17:11-19
ORANG YANG MAMPU MEMULIAKAN TUHAN
Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"
 (Lukas 17:17-18)
Sekalipun mukjizat kali ini besar bagi hidupnya, tetapi karena menganggap Yesus adalah orang Israel biasa, akhirnya mereka semua tidak bisa melihat bahwa ada pekerjaan Tuhan yang harus dimuliakan. Mereka melihat bahwa ini pekerjaan Yesus dari Nazaret saja.
Berbeda sekali dengan orang Samaria yang merasa terkejut dan merasa bahwa dirinya tidak pantas, ternyata diberi kesempatan untuk mengalami kesembuhan dari penyakitnya. Hal ini yang membuat orang Samaria ini tidak hanya melihat mukjizat secara fisik saja, tetapi juga oleh karena melihat kemurahan Tuhan melalui perkenanNya memberikan mukjizat pada orang asing. Ini mata yang dibutuhkan oleh siapapun, supaya bisa melihat yang berbeda tidak seperti biasanya. Tuhan yang berkenan menerima kita, manusia yang lebih tidak pantas, tetapi tetap diberi kesempatan untuk menerima mukjizatNya.

Manusia perlu memiliki kemampuan untuk melihat karya yang besar ini. Sering dalam hidup berjemaat, kita lebih senang menjadi orang asing, karena melihat bahwa jemaat disekitar hanya orang-orang yang tidak lebih baik dari diri kita. Tetapi lihatlah kenyataannya bahwa Tuhan tetap berkenan hadir dalam hidup kita. Hal ini mengingatkan, bahwa siapapun boleh menjadi dekat bersama dengan Tuhan, termasuk kita. Oleh karenanya marilah kita menghadap pada Tuhan untuk memuliakan Dia dalam tindakan hidup kita sehari-hari. |*TRW.

UNTUK KALANGAN SENDIRI                      
Minggu ke-41, 09 OKTOBER 2016