“Kasih Allah
memancar bagi semua”
Yesaya 60:1-6; Mazmur 72:1-7, 10-14; Efesus 3:1-12;
Matius 2:1-12
Untuk menyadari Kasih Allah terkadang tidak mudah. Sama seperti
Israel, umat Kristen sering tidak menyadari akan kasih Allah yang
berlimpah-limpah menaungi hidup kita. Spiritualitas kita menjadi seperti seekor
ikan yang gelisah bertanya, di mana dan bagaimanakah wujud air itu, padahal
saat itu dia sedang hidup dalam air. “Immanuel”
yang berarti ”Allah menyertai kita” (Jw: “Gusti
nunggil klayan kita”) sering tidak kita sadari – walaupun Allah berada
begitu dekat, dan sesungguhnya kita sedang hidup di dalamnya. Namun, karena
merasa seakan Allah begitu jauh dan meninggalkan kita, kita merasa hidup dalam
kegelapan, kesendirian dan tanpa pertolongan Allah.
Jarak yang dekat tidak menjamin kepekaan seseorang terhadap
anugerah dan keselamatan yang disediakan Allah. Sama seperti halnya umat Israel
waktu itu tidak menyadari kedatangan Yesus selaku Mesias Allah yang lahir di
Betlehem, sehingga mereka tidak memberi respon iman yang semestinya.
Sebaliknya, orang-orang Majus yang statusnya bukan umat Allah dan tinggal
begitu jauh dari tanah Israel, justru mampu menyadari kedatangan Yesus selaku
Mesias Allah (Matius
2:1-12). Janji
Allah dalam Yesaya 60:1-6, sekaligus menjadi ajakan yang tegas dari Allah bagi
umat-Nya untuk bangkit dan menjadi terang. Dengan iman, orang yang mau berjalan
bersama dengan terang Allah bukan saja menikmati segala yang baik dari Allah,
tetapi juga menarik orang-orang di sekitarnya untuk merasakan kemuliaan Allah
melalui kehadirannya. Maka, ungkapan Rasul Paulus dalam Efesus 3:1-12, menjadi
sebuah proklamasi kehadiran Kristus bagi segenap bangsa di dunia.
Di dalam dan
karena Yesus Kristus, segala bangsa di dunia dapat memahami dan merasakan
betapa Allah menunjukkan belas kasih-Nya dengan setia dan berkenan memulihkan
setiap orang yang berbeban berat sesuai dengan janji-Nya yang Ia ungkapkan
sejak dahulu kala. Kebaikan Allah tidak ditujukkan secara sempit dan eksklusif,
melainkan terbuka kepada setiap orang yang mau menerima dan menghidupinya di
dalam iman.
Di awal
tahun yang baru inilah, sesungguhnya kita diajak untuk memperbaharui perspepsi
dan orientasi iman kita kepada Kristus. Bahwa Ia datang bagi seluruh dunia,
maka sudah selayaknya kita memancarkan terang Kasih-Nya bagi dunia sekitar
kita. Bahwa kita, para murid
Kristus dipanggil untuk menjadi jembatan kasih Allah yang tidak
berbatas dalam kehidupannya yang terbatas ini. Amin.
~ fir ~
BG Minggu ke-1-2015
(Untuk Kalangan Sendiri)