O Juru Selamat, Kupuji
Nama-Mu”
Keluaran
1:8-2:10; Mazmur 124; Roma 12:1-8; Matius 16:13-20
Thema tersebut
merupakan pengakuan dan pernyataan. Pertanyaannya apakah pengakuan dan
pernyataan : “Oh Juru Selamat, kupuji nama-Mu” menjadi komitmen atau sekedar
diucapkan, hiasan bibir, begitu diucapkan berlalu tanpa membawa dampak
kehidupan. Bacaan kita merupakan kesaksian yang menyatakan sebagaimana di Kitab
Keluaran tersebut bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah ketika itu
terpelihara oleh Tuhan karena kepatuhannya. Meski ditindas justru semakin
berkembang dan malah menjadi bangsa besar. Oleh karenanya ketika Daud menjadi
Raja mengungkapkan dalam nyanyian ziarah Daud : “Terpujilah Penolong Israel”,
Ini, semua dinyatakan atas pertolongan dan pemeliharaan Tuhan yang dinyatakan
kepada bangsa Israel.
Demikian juga kisah
Petrus yang ditulis dalam Kitab Matius tersebut di atas, ketika Petrus menyatakan
pengakuan dan pernyataan dengan sungguh-sungguh dalam iman, maka Tuhan Yesus
berkenan memakai Petrus menjadi alat di tanganNya. Melalui Petrus di atas batu
karang, banyak tantangan, akan didirikan gereja Tuhan yang akan bertumbuh dan
berkembang, bahkan apa yang diikat di bumi terjadi di sorga, yang dilepas akan
terlepas; sampai hari ini dan seterusnya gereja Tuhan akan terus berkembang
meski dengan gelombang untuk menghantam, iblis tidak akan mampu mengalahkan.
Kini bagaimana dengan
kita yang juga diberi amanat estafet iman pada jiwa-jiwa yang sesat. Ketika
hari ini menyatakan pengakuan dan pernyataan : “Oh Juru Selamat, kupuji
nama-Mu”, sungguhkah menjadi komitmen. Jika ya Kitab Roma dalam bacaan kita
harus menjadi pegangan dalam hidup; maka :
a.
Tubuh yang adalah
Rumah Allah harus menjadi persembahan hidup, yang kudus dan yang berkenan
kepada Allah. Untuk itu harus dijaga, dipelihara dan dipakai hanya untuk
kebajikan sehingga kejahatan dapat dikalahkan.
b.
Tidak serupa dengan
dunia, berani menyatakan benar adalah benar, salah adalah salah. Tidak lagi
menggunakan pertimbangan pikiran dan perasaan, motivasi diri dan emosi tetapi
oleh pembaharuan budi yang membawa kepada kesempurnaan hidup.
c.
Mempergunakan karunia
yang diberikan Tuhan dengan optimal untuk saling melengkapi dalam kebersamaan
bagi kemuliaan Tuhan.
Kita sadar akan keterbatasan, kekurangan, dan kelemahan bahkan
kesalahan, namun ketika kita sungguh sungguh senantiasa patuh dan taat, setia
dan percaya, rendah hati dan bijak maka Roh Kudus akan mengubahkan menjadi
mampu melakukan tiga hal tersebut diatas. Dengan demikian pengakuan dan
pernyataan “Oh Juru Selamat, kupuji nama-Mu” menjadi pujian dan kesaksian bagi
kemuliaan Tuhan. Selamat berjuang, jaya sentosa dalam Tuhan Yesus. Amin (Y.S.)